Wali Kota Tanjungbalai H.M Syahrial SH,MH menghadiri acara Forum Sharing Session Economic Outlook 2019 yang diselenggarakan oleh PT. Bank Sumut di Ballroom Hotel Adimulia, Medan (Selasa, 15/1/2019).
Acara yang dibuka oleh Gubernur Sumut, Letjen TNI (Purn) Edy Rahmayadi didampingi Wakil Menteri Keuangan, Prof Dr Mardiasmo MBA Ak, Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, Komisaris Utama PT. Bank Sumut Rizal Fahlevi Hasibuan, Kepala BPK RI Sumut Ambar Wahyuni dan Para Bupati/Wali Kota serta Undangan.
Sharing Session Economic Outlook 2019 menghadirkan Narasumber yakni Pengamat ekonomi, Aviliani.
Wali Kota Tanjungbalai, H.M Syahrial menyampaikan apresiasi atas diselenggarakan kegiatan Sharing Session Bank Sumut yang sangat bermanfaat ini. “Dengan solusi dan saran dari para pakar perekenomian hari ini akan menambah perbendaharaan pengetahuan kita tentang perbankan terutama yang menaungi hajat hidup orang banyak,” ujarnya.
Kedepannya Wali Kota Tanjungbalai berharap kontribusi Bank Sumut yang sangat baik untuk masyarakat Tanjungbalai dapat lebih membantu peningkatan perekonomian masyarakat serta nantinya juga memberikan support pada BUMD yang akan segera dibentuk di Kota Tanjungbalai.
Sementara itu, Komisaris Utama PT Bank Sumut Riza Pahlevi Hasibuan mengemukakan bahwa kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman arah ekonomi pada tahun 2019 dari pakar perekonomian sehingga dapat mengantisipasi hambatan dan tantangan yang ada.
“Memasuki Pemilu juga merupakan faktor yang dapat memberikan perubahan pada perekonomian di Indonesia. Kegiatan perbankan di Indonesia masih belum pada kondisi terbaik serta kesulitan yang dialami para pengusaha dan nasabah menjadi salah satu faktor memburuknya bisnis perbankan,” ujarnya.
Riza Pahlevi juga menucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada para pemegang saham terutama Gubsu sebagai pemegang saham tertinggi dan para kepala daerah atas dukungannya kepada Bank Sumut selama ini sehingga Bank Sumut menjadi nomor satu di luar Jawa, kami akan memperbaiki apa yang belum baik guna performa yang semakin prima dari Bank Sumut
Gubsu Letjend (Purn) H Edy Rahmayadi saat membuka kegiatan mengapresiasi dan mengungkapkan rasa kebanggaan atas digelarnya acara ini sebagai refleksi untuk menjadi daerah yang maju melalui perekonomian.
“Saya ingin kepastian bahwa angka perkembangan perekonomian harus ada, bukan kebetulan dan dibuat dengan metode bagaimana, karena perbankan tidak boleh main-main, tidak boleh mengandai-andai, karena perbankan adalah eksak (pasti) disini,” kata Gubsu.
Bank Sumut menjadi nomor 1 diluar Jawa merupakan prestasi yang cukup dibanggakan. “Akan tetapi kita juga harus tahu siapa yang menjadikannya nomor satu, bagaimana prosesnya dan tolak ukurnya. Hal demikian ibarat kita satu bagian tubuh, agar kita semua menjadi satu komponen, mengetahui dari awal kondisinya, sehingga tidak ada yang tidak diketahui dari tubuh kita sendiri tersebut,” ujarnya.
Dijelaskan Gubsu Edy Rahmayadi karena Sumut sedang berbenah, pihaknya mohon bimbingan dan arahan dari Kementerian Keuangan terkait perkembangan perekonomian melalui perbankan pada acara hari ini. “Waktu adalah uang, maka setiap detik yang berjalan harus kita manfaatkan sebaik mungkin, dengan tidak mengandai serta menjadikan kegiatan ini harus sangat bermanfaat,” sebut Gubsu.
Gubsu juga ingin yang terbaik di Sumut, itu adalah hal yang wajar dan harus hukumnya. “Namun menjadi yang paling besar di Indonesia, itu baru disebut prestasi. Semoga dengan bimbingan para guru dan pakar ekonom hari ini akan lahir para ahli-ahli ekonomi Sumut guna lebih mempercepat terwujudnya Sumut Bermartabat,” pungkas Gubsu.
Sedangkan Wakil Menteri Keuangan RI Prof Dr Mardiasmo MBA Ak mengutarakan rasa sangat setuju dengan kegiatan non seremonial seperti ini. Hal ini agar esensi dari pertemuan ini dapat lebih mencapai sasaran dan tujuan peningkatan perekonomian di Indonesia. “Sedangkan permasalahan yang kita alami selama ini karena kita kurang bisa mengolaborasi hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” ujarnya.
Lanjutnya, peran Bank Sumut sebagai Bank Pembangunan Daerah sangat strategis, namun permasalahannya yang dihadapi selama ini adalah masih lemahnya daya saing BPD disebabkan lemahnya penanaman modal, lemahnya visi dan inovasi, proses bisnis dan infrastruktur kurang baik, struktur dan kultur organisasi yang kurang tertata, dan kurangnya komitmen Pemda serta SDM.
“Bank Sumut hendaknya jangan hanya mengandalkan program saja, akan tetapi bagaimana landing (tepat sasaran) Bank Sumut agar bagaimana meningkatkan perekonomian masyarakat Sumut.
Selanjutnya, Pakar Ekonomi Dr Aviliani SE MSi memaparkan pembahasan Prospek Ekonomi 2019 ditengah Ketidakpastian Global dan Tahun Politik Peluang dan Tantangan bagi Sektor Perbankan. “Artinya bahwa kita perlu regulasi yang jelas dan birokrasi yang mudah untuk mengatur iklim usaha dan perbankan di Indonesia agar semakin efektif dan tepat sasaran mensejahterakan masyarakat secara umum,” ujarnya.